Minggu, 03 Desember 2017

Kualitas Produk adalah Cermin Keunggulan Bangsa

Setelah lama vakum dari blog ini maka saya akan mencoba menghidupkan kembali halaman ini. Postingan ke depan mungkin akan banyak yang random mulai dari dunia teknik, persemenan, review buku, dan lain sebagainya, tetapi saya berharap semoga tetap bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita. Berikut salah satunya tentang bagaimana kita memahami soal kualitas/mutu.

Bermula saat kita menarik nafas pertama kali di dunia hingga sampai detik terakhir menghembuskannya, manusia selalu bersinggungan dengan berbagai macam tingkat mutu atau juga disebut kualitas. Mulai dari mutu pelayanan saat persalinan hingga kualitas peti mati yang digunakan untuk meletakkan jasad yang terbujur kaku. Hal yang disebut mutu ini selalu melekat dengan barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh orang lain dan mahluk lain. Namun yang sering membuat kita lengah adalah kita hanya merasa sebagai penikmat mutu dari perbuatan mahluk lain dan tidak menyadari bahwa diri kita ini juga menghasilkan mutu dari apa yang kita lakukan untuk dirasakan mahluk lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mutu/kualitas adalah (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Sementara menurut saya pribadi mutu/kualitas adalah hubungan antara ekspektasi seseorang terhadap sesuatu (barang atau jasa) dengan kenyataan yang dia rasakan, penilaian ini bisa bersifat personal maupun universal. Dimaksud personal karena ekspektasi setiap orang terhadap suatu hal tidak lah sama, misalkan seorang selebritis mampu membeli tas kulit asli dengan harga yang sangat mahal sementara orang biasa hanya mampu membeli KW-nya. Namun, keduanya merasa kualitas tas tersebut memenuhi ekspektasi masing-masing dan menyebut tasnya sama-sama memiliki kualitas yang baik. Bersifat universal berarti ekspektasi orang kebanyakan terhadap suatu hal memiliki tingkat yang sama, misalkan semen yang dihasilkan oleh suatu perusahaan diharapkan memiliki kualitas yang sama oleh para pelanggannya meskipun diproduksi dari pabrik di lokasi yang berbeda. Maka dari itu dibuat standar seperti ASTM ataupun Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk melindungi pelanggan agar tetap mendapatkan produk yang baik.

Urusan mengenai kualitas ini sangat vital peranannya di dunia industri. Perusahaan-perusahaan besar seperti Toyota, Samsung, Apple, Google, Honda, KFC, dan McD mampu meraih keuntungan yang besar dikarenakan mampu memberikan kualitas produk yang baik bagi para pelanggannya serta menjaga kualitas tersebut tetap stabil dalam segala kondisi. Sementara itu, perusahaan-perusahaan baru yang mampu mengalahkan perusahaan incumbent juga melalui kualitas dari produk yang mereka berikan melebihi dari pesaing sebelumnya, contohnya GoJek dan juga Traveloka yang mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sesuai perkembangan jaman.

Bagi perusahaan yang memperhatikan soal kualitas produk yang dihasilkannya minimal mereka akan memiliki bagian jaminan mutu, layanan pelanggan, dan litbang untuk meminimalisir produk cacat, mengidentifikasi keluhan pelanggan, serta peningkatan mutu dan inovasi produk. Namun dengan kondisi persaingan yang semakin ketat maka tiap perusahaan melakukan manuver-manuver untuk dapat memenangkan kompetisi tersebut. Banyak dari mereka mengembangkan manajemen kualitasnya sendiri atau menyewa konsultan untuk membantu menangani permasalahan mereka sehingga dapat meningkatkan market share dan juga laba. Berikut ini saya mengutip salah satu paragraf pada artikel di jakartaconsultinggroup.com mengenai manajemen kualitas:

Dalam pendekatan manajemen kualitas terdapat evolusi yang setidaknya melewati empat tahapan. Pertama bertumpu pada pengembangan produktivitas dan penurunan biaya dengan menyodorkan studi gerak waktu dan analisa statistik sederhana. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan kualitas berkesinambungan yang mengandalkan just in time, quality control circle, dan beberapa inisiatif lainnya seperti, IQI, SPC, dan SS yang berfokus kepada efisiensi biaya. Berikutnya adalah Total Quality Management dengan sederet inisiatif seperti TBW, AMP, PDCA, EOS, dan lain-lain. Fokus yang dipilih adalah pengembangan proses dan kesinambungan. Dan terakhir yang banyak dibicarakan adalah Six Sigma dengan inisiatifnya green belt, black belt, master black belt, dan DMA/C. Fokusnya sangat jelas: making money”

Jujur saya sangat asing dengan istilah-istilah diatas. Akan tetapi satu hal yang saya ketahui bahwa keberhasilan dari implementasi kegiatan manajemen kualitas tersebut sangat tergantung pada pelaksananya, yaitu karyawan perusahaan tersebut. Sehingga apabila para pemimpin perusahaan hendak melakukan suatu gerakan untuk membenahi manajemen mutu, tetapi karyawan perusahaan tersebut tidak peduli terhadap mutu maka langkah itu akan sia-sia belaka. Berikut ini beberapa masukan yang dapat diterapkan para pemimpin perusahaan untuk meningkatkan kepedulian karyawan terkait mutu:
1.    Berikan teladan terkait budaya perusahaanKetika hendak mencapai suatu tujuan, maka kepala ular dahulu yang bergerak baru diikuti oleh badan kemudian ekornya. Begitulah perumpamaan ketika seorang pemimpin ingin mencapai tujuan tertentu maka dialah orang yang pertama harus memberikan contoh bagi pengikutnya. Untuk dapat melaksanakan manajemen kualitas yang berhasil maka diperlukan pondasi berupa budaya perusahaan yang kokoh dan senada dengan visi perusahaan. Budaya tersebut bukan hanya menjadi kata-kata mutiara yang tertempel disetiap jengkal dinding gedung tetapi harus menjadi gerak nafas dari setiap karyawannya. Peran pemimpin disini sangat diperlukan sebagai suri tauladan bagaimana implementasi dari budaya perusahaan tersebut.
2.    Ciptakan suasana peduli mutu di setiap unit kerja
Ketika para pemimpin sudah berkomitmen untuk melakukan manajemen mutu maka ciptakan atmosfer peduli mutu disetiap jenjang karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tiap atasan mulai merangkul terlebih dahulu karyawan yang dirasa paling bisa dipengaruhi. Kemudian bergerak ke karyawan berikutnya dengan dibantu karyawan sebelumnya. Langkah ini akan menciptakan multiplier effect sehingga memudahkan menciptakan suasana peduli mutu pada setiap unit kerja.
3.    Buat sistem reward dan punishment terkait mutu
Untuk menegaskan manuver perusahaan tersebut maka harus diciptakan suatu sistem yang komprehensif untuk dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak main-main dalam melakukan langkahnya. Sistem ini diharapkan dapat memberikan reward yang nyata bagi karyawan yang peduli dengan mutu serta punishment yang jelas bila tidak mengikuti aturan. Tentunya hal ini juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek dari sudut pandang karyawan dan tidak semena-mena.
4.    Buat media publikasi menarik tentang kenapa karyawan harus peduli dengan mutu
Bukannya karyawan tidak peduli terhadap mutu tetapi mereka tidak tahu kenapa harus peduli dengan mutu. Merasa bahwa dengan bekerja seperti biasa maka perusahaan akan tetap berjaya seperti seharusnya. Padahal melihat kondisi kompetisi yang semakin sengit saat ini maka para karyawan perlu dibangunkan dengan cara diberikan informasi terkait sebab akibat apabila tidak melakukan peningkatan kesadaran tentang mutu. Media tersebut bisa melalui film pendek, wayang, ludruk, atau blasting artikel melalui email.
5.    Mulai laksanakan sistem manajemen mutu dari yang sederhana
Maka tiba saatnya untuk pelaksanaan sistem manajemen mutu dengan sungguh-sungguh dimulai dari yang sederhana. Misalkan dengan penerapan 5R dimasing-masing unit kerja disertakan dengan evaluasi yang rutin. Ketika mulai terlihat adanya perubahan yang lebih baik maka karyawan akan termotivasi untuk melakukan sistem yang lebih kompleks dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik.


Negara-negara maju diakui karena produk buatan mereka yang unggul. Mengutip quote dari Thurneysen Simanjuntak sebagai pemenang kategori best quotes IMAJINESIA 2 – Inspirasi Indonesia bahwa “Kualitas Produk adalah Cermin Keunggulan Bangsa”. Maka mari kita tunjukkan bahwa bangsa kita juga unggul melalui pengabdian kita diperusahaan masing-masing yang ditunjukkan dari kualitas produk yang kita hasilkan.